"Pisuhan" yang islami

"Pancen asu,,,anjing,jangkrik,  celeng,babi, wedus dkk.." yap saya hanya mengabsen nama hewan-hewan yang disebutkan seseorang ketika sedang marah atau terkejut ketika terjadi sesuatu kebanyakan orang yang memanggil nama-nama hewan ketika marah itu tidak lain orang desa, orang yang terdidik di lingkungan kurang ramah.

"Setan,, bangsat, iblis, fuck, dkk.." itu bangsa mahluk lain yang disebutkan seeeoran ketika marah atau geram dengan sesuatu, mayoritas orang yang demikian itu cenderung orang yang sering melihat sinetron dan korban flem dan sedikt modern,,

Apakah semua itu bermakna positif? lalau apakah oran yang meluapkan amRahnya dengan kata-kata kasar itu bisa menyelesaikan masalahnya? Atau dengan berkata kasar orang yang kita kasari menjadi takut epada kita lau meminta maaf?
Saya kira semua itu salah, salah besar.

Kenapa ketika orang marah tidak menyebut kata-kata yang mempunyai makna positif seperti allah, subhannallah, ataukata kata lain yang mempunyai makana baik dan jelas mendapatkan pahala jika menyebutnya, memang kurang cerdas mereka.

Saya ingat dulu ketika berjalan di sebrang jalan raya lalau ada orang yang mengendarai motor dengan pelan akan tetapi ban belakangan motornya pecah dan membuat suara yang keras, dan seketika itu sang pengendara berkata " anjing.." dengan sangat  keras padahal disekitarnya banyak orang yangbsedang berlalu lalang, lalu semakin timbul keanehan saya, apakah tujuan dia berkata "anjing.." apakah dengan berkata anjing ban motornya tidak jadi bocor, atau dengan berkata anjing orang -orang akan membantunya?

Mari kita menjadi orang cerdas dengan berfikir sebelum melakukan sesuatu, jika tidak bisa ya sedikit seperti orang cerdas setidaknya mengirakan baik atau tidak yang akan kita ucapkan karena  ucapaan menggambarkan sifat diri kita, saya ada teman yang sjapanpun, dimanapun, dengan siapapun  selalu berkata halus adan lembuat gemulai, dia memiliki sifat santun dan tempramen yang istimewa.

Karean tenaga yang dikeluarkan untuk berkata baika dan buruk itu sama saja, bangkah cenderung lebih pada yang  buruk, lalu berkata baik juga lebih banyak manfaatnya. Ayolah,, mulai berfikif cerdas..

Salam dialektika :)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.