Daulat Pemimpin


Tantangan besar ke depan bagi Indonesia ialah daulat kepemimpinan. Pemimpin yang berdaulat akan membuat seluruh keputusannya dipahami. Pemahaman itu akan menempati ruang penerimaan yang luas di hati publik. Jika benar ia disyukuri, jika salah ia dimaklumi. Sebaliknya, pemimpin yang tak berdaulat akan membuat seluruh keputusannya baik benar maupun salah akan dianggap salah. Maka akan masuklah ia pada zona serba salah, zona paling berbahaya bagi kepemimpinan.

Indonesia harus diselamatkan dari keadaan serba salah. Daftar serba salah itu sungguh telah penjang sekali. Ujian salah, nembak salah. Ujian, syarat terbaik dari sebuah kelulusan, apa jadinya kalau ia malah dipersalahkan. Lalu sudah dianggap jamak memperoleh segala sesuatu tidak perlu lewat ujian karena merepotkan. Lalu seluruh kebenaran akan tidak laku hanya karena ia merepotkan. Padahal tak ada kebenaran yang tidak bersembunyi di balik kerepotan. Artinya, kerepotan lebih ditakuti katimbang kesalahan. Salah tak mengapa asal tak repot, begitulah jargon masyarakat tanpa kedaulatan.


www.dialektika.net
 Sekarang ini membeli mobil pribadi, salah, membeli motor salah, naik angkot salah, bersepeda salah, jalan kaki pun jatuhnya salah. Ada jenis keadaan yang mudah dipilih karena jelas salah dan benarnya. Sementara ada jenis keadaan yang sulit dipilih karena begini salah begitu salah.
Naik mobil pribadi sungguh tidak efisien tapi naik angkutan umum sungguh penuh penderitaan. Mau naik sepeda disambar bus, mau jalan kaki disambar motor. Di dalam masyarakat tanpa kedaulatan semua pilihan adalah dilema.



Keadaan serba salah ini terus menjalar dan menaikkan skalanya ke wilayah yang lebih mengancam integritas manusia. Misalnya melanggar salah, tapi disiplin juga salah. Di sebuah lampu merah yang telah jamak dilanggar tak mungkin kita berhenti karena malah hanya akan diteriaki dan dipersalahkan.


Impor beras salah. Tak impor salah. Bohong salah. Jujur salah. Diam salah, ngomong salah. Terus terang salah, pura­pura salah. Akhirnya korupsi salah, tak korupsi tak mungkin. Sungguh merosot mutu masyarakat yang hidup dalam keadaan serba salah. Jika keadaan itu mulai berlangsung dibutuhkan kedaulatan pemimpin yang bebas dari keadaan serba salah.


tulisan bang Prie GS.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.