Lingkungan menentukan harga diri, belajar dari sebotol air Aqua
ketika saya mendapatkan tiket kunjungan ke pabrik dan buka bersama pada puasa tahun lalu, yang bertempat di pandaan bersama sahabat-sahabat bloger ngalam (malang), merupakan suatu momen yang tak terlupakan dan merupakan pengalaman pertama kali berkunjung ke pabrik indrustri, maklum karena jurusan saya di hukum bukan di indrustri dan sejenisnya sehingga sangat jarang mendapati momen yang seperti ini
![]() |
www.dialektika.net |
Ketika itu
saya teringatkan sebuah hal ketika akan berbuka puasa di lokasi pakrik aqua,
teringat fatwa yang dikeluarkan ketua Muhammadiyah pak din syamsudin yang sekarang menjabat sebagai ketu MUI pusat
yang mengharamkan minuman mineral yang di kemas oleh perusahaan asing, sedikit ada keraguan apakah saya mengikiti
fatwa tersebuat atau tidak, tetapi naluri dan fikiran saya menolak, toh saya
bukan orang muhammadiyah tatapi orang nahdiyyin dan kami tidak mengharamkan apa
yang diharamkan pak din samsudin.
Bukan hukum
dari air mineral tersebuat yang ingin saya sampaikan tetapi nilai dari aqua
tersebuat karena saya heran kenapa aqua di produk di pabrik yang sama, bentuk yang sama, lebel yang sama tetapi
setelah dipasarkan harga setiap botol berbeda ada yang dijual harga standar
dari pabrik, ada yang sedikit lebih mahal serta ada yang menjual dengan harga
mahal sekali.
Ketika aqua
tersebuat di jual di warung atau di pasar swalayan harganya Rp; 2500 , ketika
dijial di alfa mart dan indo mart dan sejenisnya harganya berubah menjadi Rp;3500 – 4000, berbeda ketika membeli di
kapal atau di bandara harganya Rp;6000 bahkan ketika itu pernah saya membeli
dengan harga Rp;8000 di kapal menuju
bakauheni, dan ketika aqua itu di
jual di restoran bintang tiga sampai lima harganya bisa mencapai Rp:10.000
sangatlah mahal untuk ukuran air mineral kecil dan harganya setiap tempat berbeda.
Dan kita bisa mengambil sebuah hikmah dibalik
bervariasinya harga sebuah aqua tadi yaitu
bahwa lingkungan menentukan harga diri kita, menentukan jati diri kita, jika kita ingin menjadi
pribadi yang biasa saja maka bergaulah dan bertempatlah dilingkungan
orang-orang biasa, tetapi jika kita
menginginkan menjadi orang besar maka berkumpulah dengan orang-orang
besar atau menginginkan menjadi orang pintar maka berkumpulah dengan
orang-orang cerdas dan rajin agar kecerdasan
dan harga diri kita setara dengan mereka
Ketika ada
orang lain bertanya tentang kita pasti ditanya siapa temannya, siapa ayah ibunya atau diimana di tinggal karena lingkungan merupakan gambaran dari diri
kita, kita sudah bisa mengenali seseorang dengan melihat siapa temannya, siapa keluarganya.
Maka dari itu carilah lingkungan yang baik jika ingin menjadi orang baik. Itu
saja.
22-01-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar